Wisata Ke Sumatera Selatan? Jangan Lupa Singgah Ke Tempat Ini

oleh -

Palembang  –  Sebongkah arca setinggi hampir dua meter menyerupai sosok manusia tegak di Desa Tinggihari, Kecamatan Gumay Ulu Lahat, Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan. Pahatannya kasar, seperti dibuat tukang batu tidak berpengalaman. Namun, yang berharga dari arca ini memang bukan seni pahatnya, melainkan usianya. Arca manusia ini merupakan satu dari 45 titik situs megalitikum di  Lahat.

Arca dari Zaman Megalitikum, kini menjadi salah satu dari objek wisata masyarakat Sumatera Selatan. Selain unik, arca-arca ini juga menujukkan tingginya peradaban masyarakat sumatera selatan saat itu.   Kabupaten Lahat termasuk spesial karena di kabupaten ini tersebar 45 titik situs kebudayaan megalitikum, dengan total artefak mencapai 1.027 buah, terdiri dari arca, lumpang batu, lesung batu, kuburan batu, bahkan bilik dari batu.

Hanya, situs megalitikum di Lahat tidak berasal dari era sebelum masehi, tapi diperkirakan dari abad ke-10 atau ke-11 Masehi. Sebagai sebuah kebudayaan, tradisi megalitikum memang masih terus hidup hingga pada awal abad masehi.

Pekan lalu Gatra.com mengunjungi kabupaten yang menjadi pusat penemuan situs megalitikum ini. Gatra.com didampingi Mario, 48 tahun, warga Lahat yang terkenal sebagai salah satu pegiat situs megalitikum. Bila ditilik dari persebaran penemuan titik megalitikum di Sumatra Selatan, sebenarnya ada empat kabupaten yang memiliki situs megalitikum, yaitu Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, dan Muara Enim.

Dibandingkan ketiga kabupaten lain, Lahat paling banyak memiliki situs dan artefak megalitikum. Karena itu, pada 2012 lalu, Lahat memperoleh penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai kabupaten dengan artefak megalitikum terbanyak. Kekayaan megalitikum ini juga yang membuat Lahat mengikrarkan diri sebagai ”Kabupaten Sejuta Megalitikum”.

Baca Juga :   DLHK Sumsel Kunjungi Objek Wisata Kubangan Naga dan Bukit Katung Desa Pusar

Ada dua desa di Lahat yang paling banyak memiliki konsentrasi artefak megalitikum, yaitu Desa Tinggihari dan Desa Simpur, di Kecamatan Gumay Ulu. Desa Tinggihari misalnya memiliki tiga situs megalitikum yang terdiri dari beberapa artefak. Arca manusia separuh badan yang terkesan dipahat secara ”kurang professional” itu berada di situs megalitikum Tinggihari dua.

Masih ada beberapa arca lain di situs Desa Tinggihari. Misalnya arca yang menggambarkan sosok wanita yang seperti duduk dan sedang menyusui anaknya. Patung lainnya adalah arca babi. Hanya, bagian kepala arca babi ini hilang. Oleh penemunya, yaitu tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional (yang menemukan pada 1984), arca babi ini dinyatakan sebagai karya yang belum selesai.

Mengapa banyak artefak megalitikum ditemukan di Lahat? Arkeolog Kristantina Inti Astuti, dari Balai Arkeologi Palembang, menjelaskan bahwa pada abad ke-10 hingga ke-11 Masehi itu wilayah Sumatra Selatan berada di bawah wilayah kebudayaan Sriwijaya (abad 6-11 M).

Namun, tidak semua wilayah Sumatra Selatan tersentuh oleh perkembangan Kerajaan Sriwijaya. Wilayah Lahat yang tidak dekat dengan sungai adalah salah satunya. ”Wilayah pedalaman tidak begitu tersentuh perkembangan Kerajaan Sriwijaya seperti Palembang atau daerah yang sudah terbuka atau terhubung dengan sungai,” katanya.

Karena itu, di Lahat ditemukan banyak artefak megaltikum yang masih zaman prasejarah. Namun, menurut Kristantina, artefak itu sudah masuk ke fase batu muda, antara lain terlihat dari bentuk arca atau ukiran yang lebih detail dan jelas.

Baca Juga :   Warga Saung Naga Gotong Royong Perbaiki Pangkalan Mandi

Ada juga karakteristik lain yang cukup menarik di artefak megalitikum Lahat. Menurut Mario, beberapa artefak yang ditemukan sudah memperlihatkan relasi manusia dengan alam. ”Sudah menggambarkan keharmonisan di alam kaki Dempo,” katanya. Sekadar catatan, wilayah Lahat memang berada di kaki Gunung Dempo, gunung yang memiliki ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut.

Salah satu contoh artefak yang menggambarkan relasi antara manusia dan hewan ini misalnya arca yang diberi nama ”Tanjung Beringin”. Arca ini menggambarkan sosok manusia yang sedang menunggang kerbau, tapi mereka tidak dalam posisi berdiri, melainkan rebah. Uniknya, selain terlihat sosok kerbau dan manusia, arca itu juga memperlihatkan sosok buaya yang seakan-akan berusaha memangsa kerbau tersebut.

Bagi Kabupaten Lahat, keunikan memiliki puluhan situs megalitikum itu sebenarnya merupakan kekayaan tersendiri. Berbagai situs itu bisa menjadi destinasi wisata. Sayangnya sejauh ini berbagai situs megalitikum tersebut masih lebih banyak berfungsi sebagai objek penelitian. Kebanyakan ”wisatawan” yang datang ke sana adalah para peneliti asing, mahasiswa, atau masyarakat pecinta sejarah. Sebagai sebuah destinasi wisata, situs megalitikum Lahat belum mampu menjangkau pasar yang lebih luas.

Keberadaan situs megalitikum di Lahat memang belum ”tuntas”. Kemungkinan masih ada situs atau artefak lain yang terpendam. Pasalnya, masih ada beberapa penemuan. Sampai tahun 2010 misalnya, masih saja ditemukan artefak megalitikum oleh warga Lahat di sawah pribadinya.

 

 

Penulis : Hendri Firzani

Reporter: Tasmalinda

Editor: Basfin Siregar

 

Print Friendly, PDF & Email

No More Posts Available.

No more pages to load.