MURATARA, MS – Sopir tangki angkutan minyak mengeluh maraknya dugaan aksi pungli di wilayah Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara.
Sumber MemoSumsel.com menyebut aksi pungli itu ditemukan di sekitaran wilayah Desa Ketapat Bening dan Desa Air Bening, Kecamatan Rawas Ilir.
Diungkapkannya, pungli tersebut dilakukan oleh warga yang belum diketahui asalnya.
Pungli yang dia maksud seperti memaksa para sopir tangki angkutan minyak untuk membayar hingga ratusan ribu bila ingin melewati wilayah itu.
“Sopir dipalak, dipaksa bayar ratusan ribu kalau mau lewat,” kata sumber berita.
Tak hanya para sopir tangki minyak, sopir truk angkutan batubara juga mengaku mengalami pemaksaan yang tak menyenangkan.
“Dipaksa beli air minum botolan itu harganya mahal sekali, lima puluh ribu sebotol, tidak masuk di akal harganya,” kata dia.
Dia juga mengungkapkan bahwa ada pihak memasukkan penjualan minyak ke wilayah tambang dengan minyak yang diduga campuran.
“Ada juga pemaksaan penjualan minyak ke tambang-tambang dengan minyak campuran, tidak baik begitu,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Rawas Ilir, AKP Hendri mengatakan sudah mendapat informasi terkait isu-isu tersebut.
Pihaknya telah menurunkan anggota untuk melakukan penyelidikan guna memastikan informasi yang dimaksud.
Namun hingga saat ini belum ada pihak yang membuat laporan polisi karena merasa dirugikan.
“Untuk saat ini belum ada yang membuat laporan kepada kami. Anggota kami sudah menyelidiki ke lokasi,” katanya.
Hendri mengatakan, di wilayah yang diinformasikan masyarakat itu memang terdapat sejumlah warung yang berdagang makanan dan minuman.
Namun ditegaskannya belum ada sopir truk yang melapor karena merasa diperas atau dipaksa membeli air mineral dengan harga mahal.
“Di situ ada tiga warung, namanya kita pembeli, ada orang jualan, kalau kita mau beli ya beli, kalau tidak mau ya tidak usah beli.
Tapi kalau dipaksa beli (air minum botolan) harga 50 ribu, kalau tidak mau beli misalnya mobil kita dilempari batu, nah itu silakan lapor polisi, supaya bisa kita tindak,” tegasnya.
Menurut Hendri, orang berdagang air mineral seharga Rp 50 ribu per botol dirasanya tidak masuk di akal.
Bila kejadian itu benar terjadi, kata Hendri, tentunya banyak sopir truk melapor ke Polsek Rawas Ilir karena menjadi korban pemerasan.
“Kalau dikatakan ada pemerasan harus beli dengan harga 50 ribu saya rasa itu tidak masuk di akal.
Kalau memang ada seperti itu penuh kantor Polsek ini buat orang mengadu karena diperas, dipaksa, tapi sampai sekarang belum ada laporan,” katanya.
Soal dugaan pungli yang disebut-sebut marak dialami para sopir truk, Hendri mengakui baru-baru ini ada kejadian pemerasan di wilayah tersebut.
“Memang ada kejadian di rest area, sopir bawa minyak dipalak, oleh dio dikapaknyo (dibacok) yang meras itu. Dio nunggu di rest area, ado mobil lewat dimintainyo duet,” ungkapnya.
Polisi hingga kini masih melakukan pengejaran terhadap sopir truk yang membacok terduga pelaku pemerasan tersebut.
Polisi sempat menggerebek kediamannya di wilayah Kecamatan Karang Dapo, namun saat itu yang bersangkutan sedang tidak ada di rumah.
“Menurut informasi pelaku lari ke arah Jambi, masih terus kita kejar, orangnya kita tahu, masih proses, begitu kita tahu keberadaannya kita tangkap,” kata Hendri. (RD/ONE)