Jurnalis Garda Terdepan Dalam Penggunaan Bahasa Indonesia

oleh -

BATURAJA. MS -Jurnalis diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam penggunaan bahasa Negara RI yakni Bahasa Indonesia. Sebab, bahasa yang ditulis secara salah atau tidak sesuai kaidah, itu akan mempengaruhi pemahaman/ pengetahuan pembaca ketika membaca surat kabar ataupun media massa. Hal ini disampaikan Kepala Balai Bahasa Sumatera Selatan, Firman Susilo, usai pembukaan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Media Massa se-Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Rabu (4/9). “Karena ketika guru atau siswa melihat yang salah dan itu dianggap benar, artinya akan beresiko pada nilai/ kompetensi atau pada isi dalam penguasaan bahasa Indonesia. Dilihat benar padahal salah,” jelasnya.

Di sisi lain, pihaknya juga menyayangkan banyak orang-orang tua, yang kerap berbahasa asing dengan anak-anaknya.

Karena mereka menganggap, kalau anaknya pandai berbahasa asing, mungkin hidupnya akan mapan atau apa. Padahal tidak seperti itu.

Baca Juga :   Bupati OKU Melantik Tujuh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama

“Sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus memiliki sikap positif terhadap bahasa sendiri. Dan sudah seharusnya kita mengutamakan bahasa ini dalam seharian kita,” ujarnya.

Dalam hal lain, sambungnya, kita juga banyak latah dalam penggunaan istilah. Seperti halnya penggunaan istilah Car Free Day.

“Nah itu kan bahasa asing. Padahal kita lakukan di OKU. Apa salahnya kalau kita tulis Kawasan Bebas Kendaraan. Kan itu lebih enak,” ujarnya.

Pengutamaan dalam penggunaan Bahasa Indonesia itu merupakan pengejawantahan dari butir ketiga sumpah pemuda. Kaitannya itu, ada tiga pilar yang dibangun oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Pembukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Yakni, mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa Asing.

Baca Juga :   Jika Tidak Ada Perubahan Seleksi Penerimaan CPNS OKU 2019 Dibuka September Mendatang

Sementara itu, Bupati OKU H. Kuryana Azis sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Balai Bahasa. Apalagi, ini pertama kali diselenggarakan di OKU.

Dirinya pun menyadari, masih banyak salah atau keliru dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Oleh karenanya, kedepan mungkin Pemkab akan turut mengajak kerjasama, dalam rangka menyamakan persepsi bahwa bahasa Indonesia itu adalah bahasa kebesaran dan bahasa persatuan dan paling bagus.

“Kita dalam negeri ini harus menggunakan bahasa kita sendiri. Jangan selalu bahasa inggris atau bahasa luar lainnya. Mentang mentang bisa bahasa inggris, banggalah itu. Kita harus jadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegas bupati. *JM/SN

Print Friendly, PDF & Email